--- Welcome to my blog ---

COMPANY PHILOSOPHY (Falsafah Perusahaan)

Senin, 12 April 2010


           Company Philosophy atau Falsafah Perusahaan sering juga disebut sebagai “kredo” dan nilai-nilai dari kredo tersebut harus ditanamkan pada setiap hati dan tingkah laku karyawan. Kredo adalah salah satu unsur  (asumsi dasar) dari budaya korporasi, dan merupakan komponen yang terdalam dari budaya. Kita ambil contoh kredo dari perusahaan Jepang Matsushita. Perusahaan tersebut memilih “Air” menjadi falsafahnya, alasannya : “air ada dimana-mana dan diperlukan setiap insan, air mengalir ketempat yang lebih rendah”. Artinya produk perusahaan tersebut harus memenuhi kebutuhan sampai ke lapisan masyarakat kecil. Falsafah air mengalir juga membawa konsekuensi pemerataan pendapatan bagi karyawan.
Contoh lain dari kredo yang terkenal adalah yang dimiliki oleh perusahaan Johnson & Johnson (J&J). Kredo ini diciptakan tahun 1920 oleh General Johnson. Kredo J&J menyebutkan bahwa “J&J bertanggung jawab terhadap : Pelanggan, karyawan, masyarakat dan pemegang saham”. Urutan dari kredo J&J itu tidak boleh dibalik-balik dan hal tersebut sudah terbukti ampuh digunakan J&J pada saat perusahaan tersebut menghadapi masalah pencemaran pada salah satu produknya (Tylenol) di salah satu kota di Amerika. Pemegang saham menghendaki agar J&J tidak usah mempedulikan hal itu karena akan memakan biaya yang besar untuk mengurusnya. Tetapi manajemen J&J mengikuti falsafah yang berlaku bahwa kepentingan pelanggan adalah nomor satu, sehingga dengan segera J&J menarik seluruh produknya di seluruh dunia. Hal ini akan mengakibatkan J&J mengalami kerugian dalam jangka pendek tetapi merasakan keuntungan yang besar untuk jangka panjang, karena kepercayaan konsumen bahwa mutu produk J&J pasti terjamin aman.
            Di Indonesia sendiri setiap perusahaan yang mempunyai falsafah yang berbeda-beda, salah satu contohnya adalah falsafah Pohon Pisang yang digunakan oleh pengusaha Rahmat Gobel sebagai pemegang kendali perusahaan eletronik nasional terbesar namanya tak asing lagi di telinga. Ia sebagai generasi kedua, penerus National Gobel. Kepiawaiannya mengembangkan industri elektronik, didukung tenaga-tenaga ahli pilihannya dari dalam maupun luar negeri mampu menghasilkan produk-produk elektronik kebanggaan Indonesia.

Falsafah Pohon Pisang dan Air Mengalir
            Dalam berkarya, Rahmat Gobel selalu memadukan dua filosofi sebagai dasar orientasi. Filosofi ‘pohon pisang’ diperoleh dari Bapak Gobel, ayahanda Rahmat Gobel. Sedangkan filosofi ‘air mengalir’ dari Bapak Matsushita rekan bisnis group gobel. Pohon pisang mudah tumbuh di mana saja dan setiap bagiannya dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia. Air pun demikian, tersedia dalam jumlah yang relatif banyak dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan, sesuai kebutuhan. Realisasi dari keduanya adalah penciptaan produk berkualitas tinggi yang selalu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

            Kedua filosofi itulah yang selalu dipakai Rahmat sebagai pijakan kiprahnya di dunia usaha. Sehingga, akhirnya ia mampu ‘menelorkan’ berbagai produk yang berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Ambil saja contoh, industri baterai yang dimiliki PT. Panasonic Gobel Battery Indonesia (PGBI). Sebagai produsen baterai mangan, baterai lithium dan senter dengan brand Panasonic, Rahmat Gobel membawa PGBI mengukir prestasi menjadi salah satu yang terbesar di antara keluarga Panasonic Baterray Group yang tersebar di 14 negara.