--- Welcome to my blog ---

Sejarah

Rabu, 23 Desember 2009

SEJARAH SINGKAT KOTA DEPOK

 
Kota Depok dahulu merupakan sebuah dusun terpencil ditengah hutan belantara, yang kemudian pada tanggal 18 Mei 1696 seorang pejabat tingi VOC Cornelis Cahstelein membeli tanah yang meliputi daerah Depok dan sedikit wilayah Jakarta Selatan serta Ratujaya Bojong Gede. Selanjutnya tahun 1871 Pemerintah Belanda mengizinkan daerah Depok membentuk Pemerintahan dan Presiden sendiri.          


Cornelis Chastelein adalah lelaki keturunan Perancis-Belanda. Ayahnya, Anthonie Chastelein, adalah seorang Perancis yang menyeberang ke Belanda dan bekerja di perusahaan milik Belanda, VOC (Verenige Oost Indische Compagnie). Ibunya bernama Maria Cruidenar, putri seorang walikota Dordtrecht. Anak bungsu ini, kemudian juga mengikuti jejak ayahnya, bekerja di VOC. Ia berangkat ke Indonesia dengan menumpang kapal uap. Setelah berlayar selama tujuh bulan, melalui Tanjung Harapan, ujung selatan Benua Afrika, ia tiba di Batavia (Betawi).
Setelah beberapa bulan tinggal di Batavia, ia mengawini seorang gadis Belanda, Catharina van Vaalberg. Dari pernikahannya itu, ia dikaruniai seorang anak yang diberi nama sama dengan ayahnya, Anthonie Chastelein.



Cornelis Chastelein pemuda yang rajin. Tak aneh kalau kariernya cepat menanjak. Ia juga seorang yang hemat. Ketika terjadi peralihan jabatan dalam tubuh VOC, dimana jenderal Willem van Outhorn menggantikan Jenderal Johanes Camphuys, Chastelein akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri. Ia merasa tak cocok lagi bekerja di situ.
Chastelein kemudian menjadi seorang wirasastawan. Ia mencurahkan perhatiannya pada sektor pertanian. Pada akhir abad 17, ia membeli tanah di kawasan Depok, Jawa barat. Untuk mengerjakan tanah yang luasnya ratusan hektar itu, ia mendatangkan pekerja-pekerja dari Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Betawi.



Sebagai tuan tanah partikelir, Chastelein berhak mengurus tanahnya dan memerintah sesuai garis kebijaksanaan yang ditetapkannya sendiri, tanpa campur tangan pihak luar. Dan ia memang menyiapkan pemerintahannya itu.Rumah sakit Harapan, yang terletak di jalam Pemuda, dahulu adalah gedung pemerintahannya. Kepada warganya, Chastelein mengenakan cukai setiap kali panen padi. Besarnya 20 persen dari hasil yang diperoleh.
Chastelein berhasil membangun Depok. Sampai awal abad 20, suasana Depok memang asri. Iklim sejuk, dengan hamparan sawah disana-sini. Pohon bambu merumpun, dan jalan-jalan berbatu nampak bersih. Selama di Depok, Chastelein juga mengawini dua wanita pribumi. Dari salah seorang istrinya lahirlah Maria Chastelein, yang diakuinya dihadapan notaris. Anaknya yang lain diberi nama Catharina van Batavia.



Ketika 1714 Cornelis Chastelein, petinggi VOC dan tuan tanah Depok meninggal dunia dengan meninggalkan wasiat; menghibahkan tanah Depok seluas 1.224 hektar pada para budaknya setelah lebih dulu mereka menukar agama jadi Kristen Protestan. Keturunan para budak inilah yang dapat kita jumpai di Depok Lama dijuluki Belanda Depok. Julukan ini tidak menyenangkan mereka, karena dianggap antek Belanda. Tapi mereka tidak tersinggung disebut keturunan budak, karena kenyataan demikian.


Lalu ada sejarawan Belanda menulis bahwa nama Depok berasal pada masa Cornelis Chastelein. H Nawawi Napih, penduduk Depok yang sejak 1991 mengadakan penelitian membantah Depok baru dikenal sejak masa Cornelis Chastelein membangun perkebunan di sini. Pendapatnya yang sama dikemukakan H Baharuddin Ibrahim dkk dalam buku 'Meluruskan Sejarah Depok'. Karena sebelum Chastelein membeli tanah Depok, nama kota ini telah ada. Mereka mengutip cerita Abraham van Riebeeck ketika pada 1703, 1704, dan 1709 selaku inspektur jenderal VOC mengadakan ekspedisi menelusuri sungai Ciliwung. Melalui rute: Benteng (Batavia) - Cililitan - Tanjung (Tanjung Barat) - Seringsing (Serengseng) - Pondok Cina - DEPOK - Pondok Pucung (Terong). Tapi ada beda pendapat tentang Sejarah Depok yang disusun H Nawawi Napih dan H Baharuddin Ibrahim.


Napih, yang mendapat keterangan berdasarkan cerita MW Bakas, salah seorang keturunan asli Depok yang mengatakan, waktu perang antara Pajajaran dengan Banten-Cirebon (Islam) tentara Pajajaran membangun padepokan untuk melatih para prajuritnya dalam mempertahankan kerajaan. Padepokan ini dibangun dekat Sungai Ciliwung. Terletak antara pusat kerajaan Pajajaran (Bogor) dan Sunda Kelapa (Jakarta). Perkembangan selanjutnya padepokan ini disebut Depok sesuai lidah melayu.


Hari Lahir Kota Depok        : 27 April 1999
Luas Wilayah : 20.504,54 Ha (200,29 Km).                              
Terdiri dari 6 Kecamatan, 39 Desa dan 24 Kelurahan.       
1. Kecamatan Pancoran Mas : 6 Kelurahan dan 5 Desa             
2. Kecamatan Beji 6 Kelurahan                                                   
3. Kecamatan Sukmajaya : 11 Kelurahan dan 12 desa                 
4. Kecamatan Cimanggis : 1 Kelurahan dan 12 Desa                
5. Kecamatan Sawangan : 14 Desa                                              
6. Kecamatan Limo : 8 Desa
Gambaran Umum Kotamadya Daerah Tingkat II Depok 
Sebagian besar mata pencaharian penduduk berada pada sektor :

Perdagangan dan Jasa yaitu : 126.616 orang (35,42 %)                      
Pemerintahan - Pegawai Negeri   ( PNS/TNI)   yaitu : 82.237 orang (23,02%)
Petani yaitu 224.468 orang (6,85%)                                       
Pengrajin 2.267 orang (0,63%)                                                
Pengusaha 657 orang (0,18%)                                                   
Lain-lain 121.207 orang (33,9%)
FASILITAS PENDIDIKAN                                                          
1. Taman kanak-kanak            : 17      buah   
2. SD / MI                               : 442    buah    
3. SMP/ MTS                          : 192    buah
4. SMU/MA                            : 91      buah   
5. Perguruan Tinggi                  : 5        buah    
6. SLB                                     : 4        buah
FASILITAS TRANSPORTASI                                                   
1. Terminal Terpadu : 1 buah                                                        
2. Stasiun Kereta Api : 5 buah
FASILITAS KESEHATAN  :                                                       
1. Rumah Sakit Umum           :    4 buah
2. Puskesmas                           :   24 buah                                            
3. Posyandu                            : 637 buah                                             
4. Klinik KB                           : 176  buah                                             
5. Apotik                                 :   77  buah
TOPOGRAFI : Kota Depok merupakan dataran landai denga rata-rata ketinggian 121 m dari permukaan laut dan merupakan daerah resapan air bagi DKI Jakarta. Secara topografis wilayah ini perlu dikendalikan dan direncanakan pembangunannya sehingga tidak mengancam ketersediaan air bagi wilayah DKI Jakarta.






0 komentar:

Posting Komentar